Minggu, 28 Oktober 2012

Dua Pertanyaan Untuk Menambah Ketenangan dan Meningkatkan Kualitas Diri

Ada dua buah trik yang menjadikan diri ini tambah tenang dalam hidup dan sekaligus meningkatkan kualitas diri. Bukan hanya kualitas diri untuk sukses di dunia, Insya Allah sekaligus untuk sukses di akhirat.

Ada dua buah pertanyaan yang harus kita lakukan jika kita menginginkan sebuah ketenangan batin sekaligus kebijaksanaan kita bertambah sehingga kualitas diri kita pun akan meningkat dengan drastis.

Dua pertanyaan ini, sebenarnya sudah banyak yang mengetahuinya, namun masih banyak yang belum bisa benar-benar melakukannya sehingga melewatkan manfaat yang besar.

Dua Pertanyaan Itu Adalah ...

Hidup Adalah Ujian

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (QS. Al Mulk: 2)

Jika hidup dan mati kita adalah ujian, maka apa pun yang terjadi pada diri kita adalah ujian. Jadi apa pun yang terjadi, kita harus menanyakan pertanyaan ini. Pertanyaan pertama adalah
"Bagaimana sikap yang benar menghadapi ujian ini?"

Apa pun yang terjadi kepada diri kita, itu adalah ujian. Baik itu menyenangkan maupun sangat pahit. Saat kita kaya itu bukan berarti diri kita bebas dari ujian, sikap kita terhadap kekayaan tersebut bisa menentukan kualitas diri kita. Ada orang yang menyikapinya dengan sombong ada juga yang bersyukur.

Jelas akan menghasilkan perbedaan, padahal kondisinya sama, yaitu kaya. Orang yang malah menjadi sombong karena kekayaannya, jelas dia gagal dalam ujian tersebut. Sebaliknya jika dia bersyukur, dia adalah orang yang berhasil dalam ujian kekayaan tersebut.

Ya, kekayaan hanya contoh. Apa pun yang membuat kita senang, pada dasarnya itu adalah ujian bagi kita. Bagaimana sikap yang benar menghadapi ujian itu? Tanyakan semua pertanyaan itu dan kita akan di arahkan pada hal yang benar dan menjadikan diri kita tenang dan kebijakan bertambah.

Saat kita tidak bertanya pertanyaan ini, kita bisa terjebak dengan sikap yang salah. Salah menghadapi kesenangan dan salah dalam menghadapi kesulitan.

Pertanyaan ini adalah pembiasaan pada diri kita, jika kita selalu bertanya ini terhadap apa pun yang terjadi, maka kita akan selalu dan sudah terbiasa melihat apa pun yang terjadi sebagai ujian dan mencari sikap yang benar.

Dari Manakah Kebenaran Itu?

Jangan dipusingkan dengan orang-orang yang berkicau bahwa kebenaran itu relatif. Yang benar dan salah itu jelas. Yang benar adalah dari Allah yang tertuang melalui Al Qur'an dan hadist shahih. Jadi apa pun yang terjadi, kita harus bertanya bagaimana sikap yang benar menurut Al Qur'an dan Hadist.

Saat seseorang mengalami kesulitan atau ketakutan, rasa resah dan gelisah tentu akan menyelimutinya. Namun jika kita bertanya bagaimana sikap yang benar terhadap kesulitan dan ketakutan ini? Maka akal kita mulai bekerja. Hidup tidak lagi dikuasai oleh hawa nafsu, namun akal sudah memegang peranan. Kemudian akan mengarah kepada dalil syar'i sehingga menghasilkan sikap yang benar.

Apa sikap yang benar ketika mendapat rezeki nomplok?

Apa sikap yang benar ketika gagal ujian?

Apa sikap yang benar jika terkena PHK?

Apa sikap yang benar saat proposal kita diterima?

Dan berbagai pertanyaan lainnya yang akan menghidupkan potensi akal dan ruhiah kita.

Pertanyaan Siapa Yang Menemukan Harta Kekayaan Kita

Rasulullah S.A.W. bersabda, "Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Dimana saja ia menemukannya, maka ambillah." (HR.Tirmidzi).

Pertanyaan kedua adalah pertanyaan untuk menemukan hikmah itu. Jadi apa pun yang terjadi pada kita, akan bijak dan menambah kebijaksanaan kita dengan bertanya "apa hikmahnya buat saya?"

Apa pun peristiwa itu, baik yang buruk atau pun yang baik. Baik terjadi kepada diri kita atau pun kepada orang lain. Semua itu ada hikmahnya. Akan selalu ada. Jika kita menganggap tidak ada hikmah atau tidak mendapat hikmah, kita hanya kurang keras dalam berpikir. Berpikirlah lebih tenang, mintalah masukan dari orang lain, Insya Allah hikmah itu akan datang.

Jika kita rajin bertanya tentang hikmah, maka akan lebih banyak hikmah yang kita dapatkan, dan kita pun akan semakin menjadi seorang hakim (orang yang bijaksana)

Kesimpulan

Coba renungkan, hidup akan lebih indah saat kita menyikapi apa pun ujian dengan benar, sekaligus mengambil hikmahnya. Dua pertanyaan ini sebagai latihan dan pembiasaan sampai kita akan ortomatis menyikapi ujian dengan benar dan selalu mengambil hikmah. Dengan kebiasaan ini, ketenangan akan kita dapatkan dan meningkatkan kualitas diri kita.

0 komentar:

Posting Komentar

Coment Here . . . ! ! !

Yanto Biggoss © 2008 Template by:
SkinCorner